Boron dalam tanah terutama
sebagai asam borat (H3BO3) dan kadarnya berkisar antara
7-80 ppm. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari kadar total
boron dalam tanah. Boron
ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa
dan difusi. Selain itu, boron sering
terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron
juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik
dengan Al3+ dan Si4+.
Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(Bo)2Si4O2)O20
yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam
dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O),
kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O)
dan aksinat. Boron diikat kuat oleh
mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3)
(Athiqa, 2009).
Unsur boron hanya sedikit saja
yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak
tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti antara lain: Pada bagian
daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis secara
setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke
bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan
daun mati. Daun-daun baru yang masih
kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga pertumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam atau
cokelat. Pada bagian buah terjadi
penggabusan, sedangkan pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbi-umbinya
kecil-kecil yang terkadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam,
demikian pula dengan bagian akar-akarnya (Sutejo, 2002).
Menurut Wijaya (2008)
defisiensi Boron (B) akan menurunkan mutu blomkhol dan umbi beet. Sedangkan menurut Agromedia (2007) tunas
pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas samping, tetapi tidak lama
akan mati. Daun mengalami klorosis di mulai dari bagian bawah daun, lalu
mengering. Daun yang baru muncul kerdil
dan akhirnya mati, daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh. Pertumbuhan
batang lambat dengan ruas cabang pendek.
Kekurangan boron pada beberapa komoditas menunjukkan
gejala yang jelas, misalnya warna buah yang pucat, kulit buahnya retak dan
rasanya seperti gabus. Sangat disarankan
aplikasi pupuk Boron melalui tanah, kecuali untuk tanaman yang telah
mendapatkan program penyemprotan secara rutin.
Keracunan dapat menjadi masalah yang sangat serius jika jumlah boron
terlalu berlebihan (Novizan, 2005).
Boron diserap oleh tanaman dalam bentuk
borik accid dan di dalam tanaman juga berada dalam bentuk yang sama. Mengenai mekanisme penyerapan apakah diserap
secara aktif maupun pasif masih belum diketahui dengan pasti (Wijaya, 2008).
Boron yang diserap tanaman akan
membentuk senyawa yang tidak dapat ditukar pada dinding sel dan plasma sel,
sehingga bersifat tidak mobil. Karena
sifat yang tidak mobil maka boron tidak dapat diretranslokasikan dari organ tua
menuju organ muda.
Boron sebagai unsur yang bertugas
sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman, pengisapan unsur kalsium
dan perkembangan bagian-bagian tanaman yang tumbuh aktif. Boron dalam tanah ada tiga bentuk, yaitu (1) senyawa
silikat, (2) terikat mineral lempung dan seskuioksida, dan (3) senyawa organik. Dalam silikat, boron memasuki struktur inti
melalui substitusi isomorfik terhadap ion Al3+ dan Si4+. Mula-mula boron dalam bentuk ini relatif
resisten. Tanah yang kadar bahan organiknya tinggi umumnya kadar boronnya juga
tinggi (Rosmarkam dan Nasih, 2002).
Boron mendorong terbentuknya lignin,
selulosa, hemiselulosa, dan pektin sehingga mendorong terbentuknya dinding sel
yang stabil. Sebaliknya bila tanaman
mengalami defisiensi B maka tanaman akan cenderung mensintesis phenol,
permeabilitas membran akan berkurang, dan aktivitas enzim yang terdapat pada
membran sel akan menurun (Schiling, 2000).
Boron bersifat esensial bagi tumbuhan. Boron di dalam tanah berasal dari pelapukan
Glimer dan Turmalin menjadi asam borat (H3BO3) yang
terlarut di larutan tanah. Dalam bentuk
ini juga diserap oleh tanaman dengan mengikuti aliran air menuju akar. Transportasi boron di dalam pembuluh angkut
bergerak mengikuti aliran masa air yang kecepatannya ditentukan oleh kecepatan
transpirasi tanaman (Wijaya, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar