Minggu, 21 Oktober 2012

Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.)



Botani Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.)
            Tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) memiliki botani :
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
Ordo                : Glumiforace
Family             : Gramine
Sub family       : Oryzoidae
Genus              : Oryza
Spesies            : Oryza sativa L.
Akar tanaman padi yang berfungsi menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah terdiri dari : 1. Akar tunggang yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah; 2. Akar serabut yaitu akar yang tumbuh dari akar tunggang setelah tanaman berumur 5 – 6 hari; 3. Batang tanaman padi mempunyai bentuk beruas – ruas, rangkaian ruas – ruas pada batang tanaman padi mempunyai panjang yang berbeda – beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas semakin panjang. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat di bedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian daun padi yaitu : 1. Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita, 2. Pelepah daun merupakan yang menyelubungi batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagia jaringan. 3. Lidah daun terletak pada perbatasan antara helian daun dan leher daun. (Anwar, 1981)
Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang keluar dari buku paling atas. Panjang malai tergantung pada varietas. Bunga padi terdiri dari kepala putik, tangkai sari, palea, lemma, kepala putik, ladicula, dan tangkai bunga. Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 benang sari, serta 2 tangkai putik. Gabah atau buah padi terdiri dari embrio, endosperm dan bekatul. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab dengan curah hujan rata – rata 200 mm/bulan atau lebih dengan distribusi 4 bulan atau sekitar 1500 – 2000 mm/ tahun dengan suhu 23° C ke atas, dan sinar matahari yang cukup, hal ini sesuai karena padi menghendaki tempat yang mempunyai iklim panas.
Tanaman padi sawah merupakan tanaman pangan utama disamping jagung, sagu dan ubi-ubian, terpilihnya padi sebagai sumber karbohidrat disebabkan tanaman ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainya. Menurut Syafriyanto (1989) kelebihan tersebut antara lain adalah mempunyai sifat produktivitas yang tinggi sehingga mampu menyediakan bahan pangan dalam jumlah relative banyak dengan terbatasnya lahan pertanian, karena produksi padi biasa dimamfaatkan dengan teknologi seefisien mungkin didalam penghematan biaya pengolahan lahan, padi dapat di simpan lama dan mudah di angkut ke tempat yang jauh, lahan disawah relative tidak mengalami erosi.
Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung air. Padi dapat hidup baik didaerah beriklim panas yang lembab.  Pengertian ini menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, arah angin dan musim. Curah hujan yang baik rata-rata 200mm/ bulan atau lebih 1500 – 2000 mm/tahun. Suhu 230 C  keatas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun, tinggi tempat 0 – 650 m pada suhu agak tinggi dan 650 – 1500 m dari permukaan laut dibawah suhu 22,50 C.  Proses pembungaan dan pemasakan buah berkaitan dengan intensitas penyinaran matahari (Girisonta, 1990).
Siregar (1981) menyatakan bahwa tidaklah tepat membandingkan hasil tanaman padi antara daerah beriklim dingin dengan daerah beriklim panas. Perbandingan yang demikian itu senantiasa akan tetap pincang, karena perbedaan faktor seperti kesuburan tanah, pengairan yang lebih teratur dan terjamin di daerah beriklim dingin maupun panas, hari siang yang panjang lebih dari 16 jam/hari serta cuaca yang senatiasa cerah.  Suhu optimun yang dikehendaki tanaman padi 320  - 340 C.
Tanaman Padi sawah varietas batang piaman dapat tumbuh pada daerah mulai dari 0-800 dpl. Ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah dan menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.  Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0) karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral (AAK. 1990).
Pertumbuhan Anakan Padi
Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan akan terjadi secara bersusun, yaitu :
• Anakan pertama (Primer)
Anakan primer ini tumbuh di antara dasar batang dan daun sekunder, sedangkan pada pangkal batang anakan primer terbentuk perakaran. Anakan primer ini tetap melekat pada batang utama hingga masa pertumbuhan berikutnya. Namun dalam mendapatkan zat makanan, anakan tersebut tidak tergantung pada batang utama sebab memiliki perakaran sendiri.
• Anakan kedua (Sekunder)
Anakan ini tumbuh pada batang bawah anakan primer, yaitu pada buku pertama dan juga membentuk perakaran sendiri.
• Anakan ketiga (Tersier)
Anakan tersier ini tumbuh pada buku pertama pada batang anakan sekunder dengan bentuk yang serupa dengan anakan primer dan sekunder.
Persentase anakan yang produkif bagi setiap varietas juga berbeda. Menurut IRRI persentase anakan yang produktif padi jenis lokal lebih kurang 50%, sedangkan untuk varietas unggul berkisar 75%. Disamping itu terdapat faktor lain yang bisa mempengaruhi anakan tersebut, antara lain jarak tanam, musim tanam, pupuk. Jarak tanam yang lebar, didukung lingkungan yang memungkinkan, termasuk kesuburan tanahnya, akan menyebabkan tanaman bertambah jumlah anakannya, tetapi jarak yang terlalu lebar akan menurunkan jumlah anakan permeter persegi (Sugeng, 2001).
 Phyllochron adalah periode waktu antara munculnya satu phytomer (satu set batang, daun, dan akar yang muncul dari dasar tanaman) dan perkecambahan selanjutnya.  Ukuran phyllochrons ditentukan terutama oleh temperatur, tapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti panjang hari, kelembaban, kualitas tanah, kontak dengan air dan cahaya serta ketersediaan nutrisi.
Tabel 1. Pertambahan Jumlah Batang yang Dihasilkan Tanaman Padi dalam Ukuran Phyllochrons.


Phyllochrons


I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII

IX

X
XI
XII

Batang baru

1
0
0
1
1
2
3
5
8
12
20
31
Total batang
1
1
1
2
3
5
8
13
21
33
53
84

Batang pertama dan berikutnya menghasilkan batang baru yang menghasilkan batang baru lagi.  Pada akhir seri pertumbuhan tanaman meningkat secara eksponensial (berlipat) dan tidak satu-satu (De Laulanie, 1993). Bila kondisinya sesuai, phyllochrons pada padi lamanya lima sampai tujuh hari, tetapi dapat lebih singkat pada temperatur lebih tinggi, dibawah kondisi yang baik, fase vegetatif tanaman padi dapat berlangsung selama 12 phyllochrons sebelum tanaman mulai menumbuhkan malai dan masuk ke fase pembungaan. Ini memungkinkan dilakukan ketika pertumbuhan dipercepat, sehingga banyak phyllochrons sudah tercapai sebelum inisiasi malai.
Sebaliknya dalam kondisi miskin, phyllochrons berlangsung lebih lama, dan hanya sedikit yang mampu mencapai fase pembungaan beberapa batang yang tumbuh dalam fase awal phyllochrons (dan tidak ada sama sekali selama phyllochrons kedua dan ketiga), namun setelah fase phyllochrons  ketiga setiap batang akan menghasilkan batang baru dari pangkalnya (dengan tenggang waktu satu phyllochrons sebelum proses malai). Dalam periode vegetatif berikutnya, dalam kondisi yang ideal, pertambahan batang tanaman menjadi berlipat (eksponensial) dan bukan aditif (sesuai dengan hukum Fibonacci dalam ilmu Biologi). Dalam praktek budidaya lama, periode produksi batang maksimum tercapai sebelum inisiasi malai, tetapi dengan SRI keduanya bisa dicapai bersamaan. (Masdar, dkk 2006).
Saat paling baik untuk transplantasi bibit adalah selama phyllochrons ke-2 atau ke-3, sehingga tidak ketinggalan fase berlipat (eksponensial) yang mulai pada phyllochrons ke-4.  Akar bibit mengalami stres saat terkena sinar matahari dan mengering, saat ditanam di tempat yang tidak ada kontak dengan udara, dan saat bulu akar keluar dari akar pertama, akan hilang atau rusak jika terlambat ditranspalantasi. Stres ini memperlambat pertumbuhan berikutnya, sehingga banyak phyllochrons yang tidak tercapai sebelum inisiasi malai.  Banyak metode transplantasi (dan waktu) menyebabkan tanaman terhambat tumbuh selama satu atau dua minggu yang juga menghambat pertumbuhan selanjutnya. Untuk pertumbuhan batang maksimum, tanaman perlu menyelesaikan sebanyak mungkin phyllochrons selama fase vegetatif. Bila bibit ditranplantasi pada umur 3 atau 4 minggu, phyllochrons terpenting saat batang tumbuh tidak akan pernah tercapai (Berkelaar, 2008).

1 komentar:

  1. artikelnya bermanfaat banget.
    saya boleh minta daftar pustakanya tidak?
    terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus