Botani Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.)
Tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) memiliki botani :
Divisio :
Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Ordo : Glumiforace
Family : Gramine
Sub family : Oryzoidae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Sub divisio : Angiospermae
Ordo : Glumiforace
Family : Gramine
Sub family : Oryzoidae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Akar tanaman padi yang berfungsi menyerap air dan zat – zat makanan dari
dalam tanah terdiri dari : 1. Akar tunggang yaitu akar yang tumbuh pada saat
benih berkecambah; 2. Akar serabut yaitu akar yang tumbuh dari akar tunggang
setelah tanaman berumur 5 – 6 hari; 3. Batang tanaman padi mempunyai bentuk
beruas – ruas, rangkaian ruas – ruas pada batang tanaman padi mempunyai panjang
yang berbeda – beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas semakin
panjang. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal
ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat di bedakan dari jenis rumput yang
lain. Adapun bagian daun padi yaitu : 1. Helaian daun terletak pada batang
padi, bentuk memanjang seperti pita, 2. Pelepah daun merupakan yang menyelubungi
batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagia jaringan. 3. Lidah daun
terletak pada perbatasan antara helian daun dan leher daun. (Anwar, 1981)
Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang keluar dari buku paling atas.
Panjang malai tergantung pada varietas. Bunga padi terdiri dari kepala putik,
tangkai sari, palea, lemma, kepala putik, ladicula, dan tangkai bunga. Bunga
padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 benang sari,
serta 2 tangkai putik. Gabah atau buah padi terdiri dari embrio, endosperm dan bekatul.
Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah beriklim
panas yang lembab dengan curah hujan rata – rata 200 mm/bulan atau lebih dengan
distribusi 4 bulan atau sekitar 1500 – 2000 mm/ tahun dengan suhu 23° C ke
atas, dan sinar matahari yang cukup, hal ini sesuai karena padi menghendaki
tempat yang mempunyai iklim panas.
Tanaman padi sawah merupakan tanaman pangan utama disamping jagung, sagu
dan ubi-ubian, terpilihnya padi sebagai sumber karbohidrat disebabkan tanaman
ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat
lainya. Menurut Syafriyanto (1989) kelebihan tersebut antara lain adalah mempunyai
sifat produktivitas yang tinggi sehingga mampu menyediakan bahan pangan dalam
jumlah relative banyak dengan terbatasnya lahan pertanian, karena produksi padi
biasa dimamfaatkan dengan teknologi seefisien mungkin didalam penghematan biaya
pengolahan lahan, padi dapat di simpan lama dan mudah di angkut ke tempat yang
jauh, lahan disawah relative tidak mengalami erosi.
Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung air. Padi dapat hidup baik didaerah beriklim panas yang lembab. Pengertian ini menyangkut curah hujan,
temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, arah angin dan musim. Curah
hujan yang baik rata-rata 200mm/ bulan atau lebih 1500 – 2000 mm/tahun. Suhu 230
C keatas, sedangkan di Indonesia
pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun,
tinggi tempat 0 – 650 m pada suhu agak tinggi dan 650 – 1500 m dari permukaan
laut dibawah suhu 22,50 C.
Proses pembungaan dan pemasakan buah berkaitan dengan intensitas penyinaran
matahari (Girisonta, 1990).
Siregar (1981) menyatakan bahwa tidaklah tepat membandingkan hasil tanaman
padi antara daerah beriklim dingin dengan daerah beriklim panas. Perbandingan
yang demikian itu senantiasa akan tetap pincang, karena perbedaan faktor
seperti kesuburan tanah, pengairan yang lebih teratur dan terjamin di daerah
beriklim dingin maupun panas, hari siang yang panjang lebih dari 16 jam/hari
serta cuaca yang senatiasa cerah. Suhu
optimun yang dikehendaki tanaman padi 320 - 340 C.
Tanaman Padi sawah
varietas batang piaman dapat tumbuh pada daerah mulai dari 0-800 dpl. Ditanam
di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di
bawah permukaan tanah dan menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan
18-22 cm. Keasaman tanah antara pH
4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral
(7,0) karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang
tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral (AAK.
1990).
Pertumbuhan
Anakan Padi
Tanaman padi
membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar
batang. Pembentukan anakan akan terjadi secara bersusun, yaitu :
• Anakan pertama (Primer)
Anakan primer ini
tumbuh di antara dasar batang dan daun sekunder, sedangkan pada pangkal batang
anakan primer terbentuk perakaran. Anakan primer ini tetap melekat pada batang
utama hingga masa pertumbuhan berikutnya. Namun dalam mendapatkan zat makanan,
anakan tersebut tidak tergantung pada batang utama sebab memiliki perakaran
sendiri.
• Anakan kedua (Sekunder)
Anakan ini tumbuh
pada batang bawah anakan primer, yaitu pada buku pertama dan juga membentuk
perakaran sendiri.
• Anakan ketiga (Tersier)
Anakan tersier ini
tumbuh pada buku pertama pada batang anakan sekunder dengan bentuk yang serupa
dengan anakan primer dan sekunder.
Persentase
anakan yang produkif bagi setiap varietas juga berbeda. Menurut IRRI persentase
anakan yang produktif padi jenis lokal lebih kurang 50%, sedangkan untuk
varietas unggul berkisar 75%. Disamping itu terdapat faktor lain yang bisa
mempengaruhi anakan tersebut, antara lain jarak tanam, musim tanam, pupuk.
Jarak tanam yang lebar, didukung lingkungan yang memungkinkan, termasuk kesuburan
tanahnya, akan menyebabkan tanaman bertambah jumlah anakannya, tetapi jarak
yang terlalu lebar akan menurunkan jumlah anakan permeter persegi (Sugeng,
2001).
Phyllochron adalah periode waktu antara munculnya
satu phytomer (satu set batang, daun, dan akar yang muncul dari dasar
tanaman) dan perkecambahan selanjutnya. Ukuran phyllochrons
ditentukan terutama oleh temperatur, tapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya
seperti panjang hari, kelembaban, kualitas tanah, kontak dengan air dan cahaya
serta ketersediaan nutrisi.
Tabel 1. Pertambahan Jumlah Batang yang Dihasilkan Tanaman Padi dalam Ukuran Phyllochrons.
Phyllochrons |
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX |
X
|
XI
|
XII
|
|
Batang baru |
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
2
|
3
|
5
|
8
|
12
|
20
|
31
|
Total batang
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
5
|
8
|
13
|
21
|
33
|
53
|
84
|
Batang pertama dan berikutnya menghasilkan batang baru yang menghasilkan
batang baru lagi. Pada akhir seri pertumbuhan tanaman meningkat secara
eksponensial (berlipat) dan tidak satu-satu (De Laulanie, 1993). Bila
kondisinya sesuai, phyllochrons pada padi lamanya lima sampai tujuh
hari, tetapi dapat lebih singkat pada temperatur lebih tinggi, dibawah kondisi
yang baik, fase vegetatif tanaman padi dapat berlangsung selama 12 phyllochrons
sebelum tanaman mulai menumbuhkan malai dan masuk ke fase pembungaan. Ini memungkinkan
dilakukan ketika pertumbuhan dipercepat, sehingga banyak phyllochrons
sudah tercapai sebelum inisiasi malai.
Sebaliknya dalam kondisi miskin, phyllochrons
berlangsung lebih lama, dan hanya sedikit yang mampu mencapai fase pembungaan
beberapa batang yang tumbuh dalam fase awal phyllochrons (dan tidak ada
sama sekali selama phyllochrons kedua dan ketiga), namun setelah fase phyllochrons
ketiga setiap batang akan menghasilkan batang baru dari pangkalnya (dengan
tenggang waktu satu phyllochrons
sebelum proses malai). Dalam periode vegetatif berikutnya, dalam kondisi yang
ideal, pertambahan batang tanaman menjadi berlipat (eksponensial) dan bukan
aditif (sesuai dengan hukum Fibonacci dalam ilmu Biologi). Dalam praktek
budidaya lama, periode produksi batang maksimum tercapai sebelum inisiasi
malai, tetapi dengan SRI keduanya bisa dicapai bersamaan. (Masdar, dkk 2006).
Saat paling baik untuk transplantasi bibit adalah selama
phyllochrons ke-2 atau ke-3, sehingga tidak ketinggalan fase berlipat (eksponensial) yang mulai pada phyllochrons
ke-4. Akar bibit mengalami stres saat terkena sinar matahari dan
mengering, saat ditanam di tempat yang tidak ada kontak dengan udara, dan saat
bulu akar keluar dari akar pertama, akan hilang atau rusak jika terlambat
ditranspalantasi. Stres ini memperlambat pertumbuhan berikutnya, sehingga
banyak phyllochrons yang tidak tercapai sebelum inisiasi malai.
Banyak metode transplantasi (dan waktu) menyebabkan tanaman terhambat tumbuh
selama satu atau dua minggu yang juga menghambat pertumbuhan selanjutnya. Untuk
pertumbuhan batang maksimum, tanaman perlu menyelesaikan sebanyak mungkin phyllochrons
selama fase vegetatif. Bila bibit ditranplantasi pada umur 3 atau 4 minggu, phyllochrons
terpenting saat batang tumbuh tidak akan pernah tercapai (Berkelaar, 2008).
artikelnya bermanfaat banget.
BalasHapussaya boleh minta daftar pustakanya tidak?
terima kasih sebelumnya.