Menurut Samadi dan
Cahyono (2005) dalam ilmu tumbuhan, tanaman bawang merah di klasifikasikan
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Alium
Spesises : Alium ascalonicum
L.
Bawang merah termasuk jenis tanaman semusim (berumuran
pendek) dan berbentuk rumpun. Tinggi
tanaman berkisar antara 15-50 cm, berbatang semu, berakar serabut yang berkembang
di sekitar permukaan tanah, dan perakarannya dangkal, sehingga bawang merah
tidak tahan terhadap kekeringan. Daunnya
berwarna hijau berbentuk bulat, memanjang seperti pipa, dan bagian ujungnya
meruncing. Daun yang baru bertunas belum
tampak lubang di dalamnya, dan baru kelihatan setelah tumbuh membesar. Pada cakram (discus) di antara lapis kelopak
daun terdapat tunas lateral atau anakan, sementara di tengah cakram adalah
tunas utama (inti tunas). Di lingkungan
yang cocok tunas-tunas lateral akan membentuk cakram baru sehingga terbentuk
umbi lapis. Sedangkan tunas utama (tunas
apical) yang tumbuh lebih dulu, kelak menjadi bakal bunga (primordial bunga). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanaman bawang
merah bersifat merumpun. Setiap umbi
yang tumbuh dapat menghasilkan sebanyak 2-20 tunas baru dan akan tumbuh
berkembang menjadi anakan yang masing-masing juga menghasilkan umbi (Samadi dan
Cahyono, 2005).
Bawang
merah memang berbeda dengan bawang putih.
Daunnya hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang
dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung
daunnya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Ada
juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang
daunnya, warna hijau muda. Kelopak-kelopak
daun sebelah luar selalu melingkar dan menutup daun yang ada di dalamnya. Demikian juga seterusnya sehingga jika
dipotong melintang di bagian ini akan terlihat lapisan-lapisan yang berbentuk
cincin (Wibowo, 2007).
Bawang
merah memiliki umbi lapis yang bervariasi, ada yang berbentuk bulat, ada yang
bundar seperti gasing terbalik sampai pipih, ukuran umbi ada yang besar, sedang
dan kecil. Warna kulit umbi ada yang
putih, kuning, merah muda, hingga merah tua, ataupun merah keunguan (Jaelani,
2007)
Tanaman
bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang
terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat
mencapai 20-200 akar. Diameter
bervariasi antara 5-25 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar (AAK,
2004).
Untuk
memperoleh tumbuhan yang ideal, tanaman bawang merah harus didukung dengan
perakaran yang banyak. Akar tanaman
bawang merah terdiri atas akar pokok (primary
root) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air
dan zat-zat hara dalam tanah. Akar dapat
tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih, dan jika di remas berbau
menyengat seperti bau bawang merah (Pitojo, 2003)
Batang
tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari keseluruhan tanaman, berbentuk
seperti cakram (discus), beruas-ruas,
dan diantara ruas-ruas terdapat kuncup-kuncup.
Bagian bawang cakram merupakan tempat tumbuh akar. Bagian atas batang
sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal dari
modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal
dan sebagian tangkai daun menebal, lunak, dan berdaging yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan (Pitojo, 2003).
Pada
dasarnya bawang merah dapat membentuk bunga tetapi biasanya sulit menghasilkan
biji. Meski demikian, tidak semua bawang
merah dapat menghasilkan bunga, terutama jika kondisi lingkungannya tidak memungkinkan
untuk pembentukan bunga.
Bunga
bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan
50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan
pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti
pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai
tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai
30-50 cm. Sedangkan kuntumnya juga
bertangkai tetapi pendek, antara 0,2-0,6 cm (Wibowo, 2007)
Memang,
tidak sembarang tempat bawang merah dapat tumbuh baik dan memberikan hasil yang
memuaskan. Ada beberapa persyaratan atau tuntutan untuk dipenuhi,
sekurang-kurangnya diusahakan untuk dipenuhi. Salah satunya yang penting adalah
ekologinya. Hal ini terasa menjadi lebih
menonjol karena banyak kegagalan budidaya bawang merah yang disebabkan karena
tidak cocoknya lingkungan.
Bawang
merah paling menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan
cuaca cerah. Daerah yang sering berkabut
kurang baik untuk bawang merah dan sering menimbulkan bencana penyakit. Angin yang kencang juga kurang baik demikian juga dengan
tempat yang terlindung dan teduh (Wibowo, 2007).
Pada
umumnya, bawang merah tumbuh baik di dataran rendah karena untuk membentuk umbi
memerlukan suhu yang tinggi. Suhu ideal sekitar 23-32o C. di
bawah suhu 23o C, tanaman bawang merah menghasilkan sedikit umbi,
bahkan dapat tidak terbentuk umbi. Kebutuhan
sinar matahari untuk pertumbuhan bawang merah 100%, artinya tanaman tidak
terlindung. Penyinaran yang semakin lama
akan semakin baik untuk pertumbuhan. Maksudnya, lama penyinaran 15 jam lebih baik
bila dibandingkan dengan lama penyinaran yang hanya 10 jam (Pracaya, 2007).
Berbeda
dengan bawang putih yang baik ditanam di dataran tinggi yang bersuhu sejuk,
bawang merah justru tidak baik pada tempat yang demikian. Pertumbuhan tanaman
maupun umbinya baik pada ketinggian 10-250 m dpl. Tetapi yang terbaik adalah
pada ketinggian 30 m dpl, yang berarti pada dataran rendah. Pada
ketinggian 800 sampai 900 m dpl juga dapat tumbuh namun pada ketinggian itu
yang berarti suhunya rendah pertumbuhan tanaman terhambat dan umbinya kurang
baik (Wibowo, 2007)
Bawang merah tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik, contohnya tanah lempung berpasir atau lempung berdebu.
Pada
tanah aluvial dan latosol yang berpasir dapat pula ditanam bawang merah. Yang penting jenis tanah tersebut harus
mempunyai struktur remah dan keadaan air tanahnya tidak menggenang (stagnasi). Oleh karena itu pada daerah lahan yang sering
tergenang atau daerah lahan yang becek harus dibuat saluran pembuangan air (drainase)
yang baik. Derajat keasaman (pH) tanah
yang baik adalah antara 5,5-6,5. Beberapa
sumber lain mengatakan bahwa pH tanah yang baik untuk tanaman bawang merah
antara 6-7 (Firmanto, 2011).
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)