PENDAHULUAN
Genetika
disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari
kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu
memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genitika adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini
dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak
cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Ilmu
ini tidak cocok diterjemah dengan ilmu kebakaran, karena sebagaimana tampak
nanti, bahan sifat keturunan itu tidaklah bersifat baka. Selalu mengalami
perubahan, berangsur atau mendadak. Seluruh makluk bumi mengalami evolusi
termasuk manusia. Evolusi itu terjadi karena perubahan bahan sifat keturunan,
dan dilaksanakan oleh seleksi alam.
Genitika
perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri
serta setiap makhuk hidup yang berada dilingkungan kita. kita sebagai manusia
tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita
menjalin ekosistem dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui
sifat-sifat menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula
prinsip-prinsep genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk.
Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita
mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam
tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni,
bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia
harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan
metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri seperti
bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi
dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang
kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
SEJARAH
PERKEMBAGAN
Sejarah
perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir abad ke
19 ketika seorang biarawan austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil
percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap
individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola
pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama
bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun
di akui sebagai bapak genetika.
Karya
Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di Proceedings
of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga
orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns
di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran
prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu
hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas
dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika.
Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya,
pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu
pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada
tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi
genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model
struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah
era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan
penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu pengetahuan
pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam satu
dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan,
perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an,
yaitu pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA
rekombinan atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat
ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi
dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning .
sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau
dikenal sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang
diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata
pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal
yang telah ditentukan.
KONTRIBUSI
KE BIDANG-BIDANG LAIN
Sebagai
ilmu pengetahuan dasar, genetika dengan konsep-konsep di dalamnya dapat
berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi
terapannya.
1.
Pertanian
Di
antara kontribusinya pada berbagai bidang, kontribusi genetika di bidang
pertanian, khususnya pemuliaan tanaman dan ternak, boleh dikatakan paling tua.
Persilangan-persilangan konvensional yang dilanjutkan dengan seleksi untuk
merakit bibit unggul, baik tanaman maupun ternak, menjadi jauh lebih efisien
berkat bantuan pengetahuan genetika. Demikian pula, teknik-teknik khusus
pemulian seperti mutasi, kultur jaringan, dan fusi protoplasma kemajuannya
banyak dicapai dengan pengetahuan genetika. Dewasa ini beberapa produk
pertanian, terutama pangan, yang berasal dari organisme hasil rekayasa genetika
atau genetically modified organism (GMO) telah dipasarkan cukup luas
meskipun masih sering mengundang kontroversi tentang keamanan.
Contoh
lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang pertanian adalah di temukanya
cara baru dalam mengatasi serangga hama yaitu dengan cara perakitan tanaman
tahan serangga hama melalui teknik rekayasa genetik. Salah satu kendala dalam
produksi suatu komoditas tanaman di negara yang beriklim tropis dan lembab
adalah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) seperti serangga hama dan
patogen tumbuhan. Bahkan pada tanaman tertentu seperti padi.
Serangga
hama masih merupakan kendala utama dan menjadi masalah serius, misalnya wereng
coklat dan peng-gerek batang. Di negara tertentu se-perti Amerika Serikat (AS),
kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan serangga hama seperti penggerek
jagung dan penggerek buah kapas bisa mencapai jutaan dolar AS. Usaha
pengendalian yang biasa dilakukan petani adalah menggunakan cara bercocok tanam
yang tepat yang meliputi penanaman Hak Cipta 2002, Balitbio varie-tas tahan
dan pergiliran tanaman, serta penyemprotan insektisida.
Di
negara maju, seperti AS, untuk menanggulangi OPT dari jenis serangga hama,
petani sudah menggunakan insektida hayati yang berasal dari bakteri Bacillus
thuri-ngiensis (Bt) selama lebih dari 30 tahun. Namun secara komersial
produksi insektisida hayati terbatas dan pengaruh perlindungannya hanya berumur
pendek. Selain pengendalian dengan insektisida, petani juga menggunakan
varietas tahan. Penggunaan varietas tahan merupakan cara pengendalian serangga
hama yang murah dan ramahlingkungan. Perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan
melalui modifikasi genetic baik dengan pemuliaan tanaman secara konvensional
maupun dengan bioteknologi khususnya tek-nologi rekayasa genetik. Kadang-kadang
dalam perakitan
varietas
tanaman tahan serangga hama, pemulia konvensional menghadapi suatu kendala yang
sulit dipecah-kan, yaitu langkanya atau tidak ada-nya sumber gen ketahanan di
da-lam koleksi plama nutfah. Contoh sumber gen ketahanan yang langka adalah gen
ketahanan terhadap se-rangga hama, misalnya penggerek batang
padi,
penggerek polong ke-delai, hama boleng ubi jalar, peng-gerek buah kapas (cotton
bolworm), dan penggerek jagung (Herman, 1997). Akhir-akhir ini, ke-sulitan
pemulia konvensional terse-but dapat diatasi dengan teknologi rekayasa genetik
melalui tanaman transgenik (Herman, 1996).
Pemulian
dan perekayasa genetik mempunyai tujuan yang sama. Pemulia ta-naman secara
konvensional mela-kukan persilangan dan atau seleksi, sedangkan perekayasa
genetik mengembangkan secara terus menerus dan memanfaatkan teknik isola-si dan
transfer gen dari sifat yang di-inginkan. Melalui rekayasa genetik sudah
dihasilkan tanaman transgenic yang memiliki sifat baru seperti ketahan-an
terhadap serangga hama atau herbisida atau peningkatan kualitas hasil. Tanaman
transgenik tahan serangga hama tersebut sudah banyak ditanam dan dipasarkan di
berbagai negara (James, 2002a). Sedangkan di Indonesia, tanaman transgenik
tahan serangga hama baru pada taraf penelitian perakitannya. Dalam makalah ini
akan dijelaskan tentang tanaman transgenic tahan serangga hama, perkembangan
tanaman transgenic secara global, dan status tanaman transgenik di Indonesia.
2.
Kesehatan
Salah
satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang kesehatan adalah diagnosis dan
perawatan penyakit fenilketonurani (PKU). Penyakit ini merupakan penyakit
menurun yang disebabkan oleh mutasi gen pengatur katabolisme fenilalanin
sehingga timbunan kelebihan fenilalanin akan dijumpai di dalam aliran darah
sebagai derivat-derivat yang meracuni sistem syaraaf pusat. Dengan diet
fenilalanin yang sangat ketat, bayai tersebut dapat terhindar dari penyakit PKU
meskipun gen mutan penyebabnya sendiri sebenarnya tidak diperbaiki.
Beberapa
penyakit genetika lainnya telah dapat diatasi dampaknya dengan cara seperti
itu. Meskipun demikia, hingga sekarang masih banyak penyakit yang menjadi
tantangan para peneliti dari kalangan kedokteran dan genetika untuk
menanganinya seperti perkembangannya resistensi bakteri patogen terhadap
antibiotok, penyakit-penyakit kanker, dan sindrom hilangnya kekebalan bawaan
atau acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Contoh
lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang kesehatan adalah proyek genom
manusia yang dipelopori oleh amerika serikat dimana proyek ini akan menguraikan
100.000 gen manusia. Diperkirakan pada abad XXI mendatang akan muncul bidang
kedokteran baru yang disebut ilmu kedokteran prediktif (predictive
medicine). Munculnya ilmu kedokteran tersebut di mungkinkan karena pada
abad XXI mendatang, diperkirakan seluruh informasi dari genom manusia yang
mengandung 100.000 gen akan teridentifikasi. Dengan diketahuinya genom manusia
dapat digunakan memprediksi berbagai penyakit, artinya dengan ilmu kedoktran
prediktif dapat diketahui kemungkinan seseorang mengalami kanker payudara atau
kanker calon rental dengan melakukan analisa terhadap kombinasi gen-gen yang
dipunyai orang tersebut.
3.
Industri farmasi
Teknik
rekayasa genetika memungkinkan dilakukannya pemotongan molekul DNA tertentu.
Selanjutnya, fragmen-fragmen DNA hasil pemotongan ini disambungkan dengan
molekul DNAlain sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan. Apabila molekul DNA
rekombinan dimasukkan kedalam suatu sel bakteri yang sangat cepat
pertumbuhannya, misalnya Escherichia coli, maka dengan mudah akan
diperoleh salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah besar dan waktu yang
singkat. Jika molekul DNA rekombinan tersebut membawa gen yang bermanfaat bagi
kepentingan manusia, maka berarti gen ini telah diperbanyak dengan cara yang
mudah dan cepat. Prinsip kerja semacam ini telah banyak di terapkan diberbagai
industri yang memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan
beberapa hormon pertumbuhan.
4.
Hukum
Sengketa
dipengadilan untuk menentukan ayah kandung bagi seorang anak secara klasik
sering diatasi melalui pengujian golongan darah. Pada kasus-kasus tertentu cara
ini dapat menyelesaikan masalah dengan cukup memuaskan, tetapi tidak jarang
hasil yang diperoleh kurang meyakinkan. Belakangan ini dikenal cara yang jauh
lebih canggih, yaitu uji DNA. Dengan membandingkan pola restriksi pada molekul
DNA anak,ibu, dan orang yang dicurigai sebagai ayah kandung anak, maka dapat
diketahui benar tidaknya kecurigaan tersebut.
Dalam
kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan bahkan teror
pengeboman, teknik rekayasa genetika dapat diterapkan untuk memastikan benar
tidaknya tersangka sebagai pelaku. Jika tersangka masih hidup pengujian
dilakukan dengan membandingkan DNA tersangka dengan DNA objek yang tertinggal
di tempat kejadian, misalnya rambut atau sperma. Cara ini dikenal sebagai
sebagia sidik jari DNA (DNA finger printing). Akan tetapi, jika
tersangka mati dan tubuhnya hancur, maka DNA dari bagian-bagian tubuh tersangka
dicocokkan pola restruksinya dengan DNA kedua orang tuanya atau
saudara-saudaranya yang masih hidup.
5.
Kemasyarakatan dan kemanusiaan
Di
negara-negara maju, terutama di kota-kata besarnya, dewasa ini dapat dijumpai
klinik konsultasi genetik yang antara lain berperan dalm memberikan pelayanan
konsultasi perkawinan. Berdasarkan atas data sifat-sifat genetik, khususnya
penyakit genetik, pada kedua belah pihak yang akan menikah, dapat dijelaskan
berbagai kemungkinan penyakit genetik yang akan diderita oleh anak mereka, dan
juga besar kecilnya kemungkinan tersebut.
Contoh
kontribusi pengetahuan genetika di bidang kemanusiaan antara lain dapat di
lihat pada gerakan yang dinamakan eugenika, yaitu gerakan yang berupaya
untuk memperbaiki kualitas genetika manusia. Jadi, dengan gerakan ini
sifat-sifat positif manusia akan di kembangkan, sedangkan sifat-sifat
negatifnya ditekan. Di berbagai negara, terutama di negara-negara berkembang,
gerakan eugenika masih sering dianggap tabu. Selain itu, ada tantangan yang
cukup besar bagi keberhasilan gerakan ini karena pada kenyataannya orang yang
tingkat kecerdasannya tinggi dengan status sosial ekonomi yang tinggi pula
biasanya hanya mempunyai anak sedikit. Sebaliknya, orang dengan tingkat
kecerdasan dan status sosial-ekonomi rendah umumnya justru akan beranak banyak.